Sabtu, 14 Januari 2012

Academic Writing

Semester ini, ada mata kuliah Bahasa Inggris. Nah, di ITB, fakultas-fakultas yang dihuni mahasiswa TPB dibagi-bagi kelas berdasarkan hasil tes awal sebelum perkuliahan. Ada tiga macam kelas: Presentation Skills, Academic Writing, sama Critical Reading. Lucu-lucu, ya, namanya... Asik gimana gitu.

Di fakultas saya, ternyata ada 18 orang yang dapat kelas presentasi, 26 menulis, dan sisanya 240 orang membaca. Dan seperti sudah dapat ditebak dari judulnya, saya masuk kelas academic writing. Awalnya saya dapat kabar dari sahabat saya yang juga satu fakultas. Katanya saya dapat kelas writing, dia lihat dari grup fakultas. Pertama kali dapat kabar itu ada rasa kecewa, kenapa nggak presentation. Tapi rasa agak terhibur waktu dia bilang dia dan sahabat saya yang satunya dapat reading. Hehe.

Paginya saya cek grup, ternyata benar ada foto-foto pengumuman kelas Bahasa Inggris disitu. Dan rasa syukur saya luar biasa waktu melihat kenyataan saya termasuk orang beruntung karena ada di antara 26 orang yang masuk writing. Awalnya saya kira pembagiannya merata dibagi tiga, ternyata nggak. Apalagi saya pikir memang saya lebih suka menulis dibanding berbicara. Dan melihat kenyataan orang-orang di presentasi cuma ada 18 dan pasti sangat menyeramkan ada di dalamnya.

Mistis

Suka bingung ya, kalau ngedenger cerita orang tentang sesuatu yang berbau-bau mistis. Kayak penampakanlah, santetlah, kerasukanlah. Hal-hal yang nggak masuk di akal. Kok bisa, ya, ada hal-hal semacam itu? Dan lebih anehnya lagi kenapa adanya di daerah-daerah yang (maaf) agak terpencil dari peradaban modern aja.

Tadi malam salah satu sahabat aku cerita tentang pengalamannya sama saudara yang kerasukan. Awalnya memasang wajah apaan-sih-masak-ada. Tapi lama kelamaan seiring jalannya cerita yang dibumbui dengan ekspresi suara, wajah, dan tubuh yang maksimal, jadi merinding juga.

Katanya saudara perempuannya itu habis dari kuburan dan sepulangnya dari situ ada yang aneh. Dia malah mondar-mandir di teras rumah sambil bilang, "Aku mau pulang! Aku mau pulang!" Bahkan, kalau nggak ada kakaknya yang narik, dia hampir ketabrak angkot di jalan. Keanehannya nggak cukup sampai situ. Setelah dia dibawa masuk, terjadilah hal-hal yang biasanya aku lihat di televisi. Mengamuk dengan energi luar biasa sampai kacau, kerasukan. Beberapa lama nggak selesai-selesai, dia dipegangin beberapa orang, terus diyasinin. Kalau lihat langsung sahabat aku cerita pasti serius deh, seru, tapi serem, tapi lucu juga.

Dan yang lebih aneh lagi, katanya dia sempat terbang. Ya, terbang. Kakinya nggak napak di tanah. Itu kejadiannya setelah orang itu bilang kalau dia udah nggak apa-apa. Padahal cuma akting! Aneh banget ada makhluk halus gitu akting dan jago! Kembali ke terbang, dia udah melayang dan hampir pergi kalau nggak diturunin sama kakaknya (lupa lagi apa itu kakaknya atau siapanya).

Pokoknya orang itu kambuh-kambuhan. Bilangnya nggak apa-apa sampai pada percaya. Tapi gitu lagi. Malah, sempat dia lagi jalan ketarik ke belakang terus ke atas. Disuruh berdoa sama istighfar akhirnya diturunin.

Serem juga ya, tapi masih skeptis juga karena nggak ngeliat langsung. Misteri...

Kamis, 12 Januari 2012

Jawabannya mah ada di Kamu, Dine

Setelah percakapan melalui facebook yang terputus tiba-tiba, atas saran mamanya, aku mengirimi Hafid pesan singkat. *Ini nggak nyalin, jadi kurang lebih kira-kira aja isinya kayak gini.

N: tidur wil? (wil=kriwil, nama panggilan dari aku buat Hafid)
H: belum hehe, knp?
N: ga. lagi antusias tiba-tiba ngilang.
H: hehe, main game dulu aku.
N: teteep -_- ntar liat message aku ya, sayang.
H: udah liat wkwkwk =D
N: kenapa sih ketawa mulu?
H: ga itu lagi antusias akunya ngilang.
N: euh iya knp ya aku sering digituin. ga cuma sama km doang, sm temen2 yg lain juga.
H: haha jawabannya mah ada d km dine.
N: hmm.. kyknya aku sering antusias ngomongin hal yg ga dipeduliin org lain. hah. makasih wil. tumben pinter.
H: aku mah dari dulu juga pinter.
N: bzzz. pinter tapi males pisan. ih bener ya aku suka lupa orang lain ga semua kyk aku. muah muah. #nooffense.
H: ga males banget juga ah, kalo H-1 belajarnya bisa rajin banget haha. hheu.

Dan kemudian aku tidur jadi selesailah percakapan itu.

Alpukat

Kemarin di rumah Mamih di Ledeng, aku akhirnya melaksanakan salah satu cita-cita sejak aku tinggal disitu di masa-masa perkuliahan. Ngala alpukaaat! Aku bingung, kata bahasa Indonesia yang tepat buat mengganti si "ngala" itu apa, ya?

Pelajaran yang dapat aku ambil dari pengalaman tersebut adalah:

  1. Kalau merasa nggak ada kerjaan, nggak produktif, maka bergeraklah, banyak hal yang bisa kamu lakukan.
  2. Kalau kamu merasa ingin mencoba sesuatu dan percaya kamu bisa, nggak usah ragu walaupun orang lain meragukannya.
  3. Lihat dan perhatikan belakang maupun depanmu (siapa tau tongkatnya nabrak).
  4. Perhatikan targetmu dengan seksama, apakah dia cukup besar untuk diambil? Apakah dia dapat dijangkau?
  5. Konsentrasi dan fokus pada target, tapi jangan lupa lihat sekitar rute untuk mendapatkannya, jangan sampai malah nyangkut karena ada gangguan.
  6. Sabar dan yakinlah kamu kuat untuk membuat targetmu masuk (botol).
  7. Setelah targetmu masuk, perjuangan masih berat, tekunlah (mengangkat dan memutarnya) sampai akhirnya dia benar-benar jadi milikmu.
  8. Perjuangan belum berakhir, targetmu harus diturunkan ke tanah agar bisa kamu kumpulkan di tempat yang aman, kamu membutuhkan keuletan, ketabahan, dan fokus (serta kekuatan fisik).
  9. Kalau ada yang membantumu mengambilkannya (dari dalam botol), buatlah dirinya senyaman mungkin, kalau tidak, buatlah posisi target mudah untuk diambil tetapi tidak akan membuatnya jatuh, membutuhkan akurasi dan ketawakalan.
  10. Setelah kamu berhasil mengambil targetmu, simpanlah di tempat yang aman (jangan sampai menggelinding masuk rumah tetangga).
  11. Bagilah hasil dengan orang yang membantumu dan siapapun yang ada sehingga pekerjaanmu dapat terselesaikan (kalau pohonnya bukan punya sendiri, yang punya pohon juga harus dibagi).
  12. Biarkan orang lain yang membagi bagiannya, santai, hasilnya akan sepadan. Kalau tidak, gunakan ilmu ikhlas.
  13. Jangan lupa bawa hasil pekerjaanmu hingga selamat di tempat tujuan. Di perjalanan mungkin ada orang yang kamu temui dan tergiur dengan hasil pekerjaanmu, untuk itu siapkan hal lain untuk kamu berikan padanya.
  14. Setelah sampai di tempat tujuan, bersabarlah menunggu waktu yang tepat untuk menikmati hasil pekerjaanmu (matang).
  15. Bila waktunya tiba, nikmatilah dengan penuh rasa syukur.
Selesai.

Selasa, 10 Januari 2012

Ol Dot Akademik


Menunggu. Menunggu kamu yang mengingkari janji. Menunggu kamu yang tak pasti kapan datangnya. Aku tak akan putus asa. Karena kamu IP perdana.

Kenapa jadi puitis? Ya, ini nih yang bikin kesabaran mahasiswa-mahasiswa ITB diuji. Ol dot akademik. Bilangnya mau muncul paling lambat tanggal 9. Tapi sampai sekarang punya aku masih aja cuma satu yang mejeng.

Di twitter, rame bahas masalah si raport mahasiswa ini. Mention juga lagi banyak bahas itu. Dikirain yang nunggu-nunggu cuma anak TPB doang ternyata kakak tingkat juga.. Nih beberapa mentionnya.

*di hari-H*

 *nanti juga saya bakal joget (kalau nilai bagus)*

 *aaamiiin (J*^*)J*

 *iseng karena gemes*

Sampai kapan penantian ini akan berakhir?

Senin, 09 Januari 2012

I'm in love ♥

Aku selalu senang masuk KPA ITB. KPA itu kayaknya satu-satunya organisasi kegiatan ekstrakurikuler yang emang beneran cocok sama aku ini.

Kita coba flashback dari SD. Waktu itu Pramuka sih ekskul wajib, dan aku ga begitu “masuk”. Terus ada degung. Nah kalau ini lumayan suka sih jadi pemain saron. Tapi ya gitu-gitu aja, malah kalau ga salah ga tampil sama sekali.

SMP masuk teater. Gara-garanya denger cerita mama waktu SMP juga ekskulnya teater. Katanya rame, mengkhayal mau keruntuhan temboklah, apalah…  Tapi ternyata pas masuk itu hawanya penuh dengan kecemasan. Untungnya banyak temen yang bikin semangat, dan peran yang lumayan asik. Dan terima kasih juga karena teater, waktu itu aku runner up news reading contest se-Cimahi. Ada ekskul lain juga sih, eksen sama ensamble, sama KIR yang cuma bertahan bentar. Padahal KIR itu lumayan rame tapi entahlah. Kalau yang dua lagi aku ikut gara-gara rekomendasi guru seni musik. Ensamble itu mainannya recorder kalau ga salah. Dan anggotanya itu cuma berapa… Mulai sering bandel, bolos akhirnya udahan. Kalau eksen mainnya angklung. Ini lumayan asik. Dan di ekskul inilah pshycadelics lengkap berkumpul. Kostumnya juga lumayan lucu. Jadi inget pin angklung dimana, ya? Pernah ikut lomba sekali di UPI dan sepertinya menyedihkan dibanding yang lain. Pernah juga main di acara hari apa lupa, di lapangan sangkuriang, sama tim angklung sekolah lain dan tim kita paling sering dikritik. Haha sedih.

SMA, karena SMP-nya udah teater dan mulai “masuk”, ngeliat teater di SMA bagus banget jadi masuklah kesitu. Ternyata feel-nya ga dapet. Males-malesan. Akhirnya keluar sebelum dilantik. Dan ini bikin kakak kelas punya bahan ngomelin waktu pemilihan anggota OSIS. Emang ga bakat bicara kali, ya. Mana malu-maluin. Ikut English Club juga cuma bentar banget bertahannya. Bosen. Terus ikut juga ICT, dan bentar juga bertahannya. Jadilah pengangguran tanpa ekskul yang cuma belajar doang kerjaannya.

Dan taraa! Masuk ITB, metik pelajaran dari sebelum-sebelumnya. ITB itu unitnya banyak banget, sempet agak bingung. Tapi sebelum masuk itu aku udah rencana masuk LFM sama KPA. Kembali ke angklung walaupun waktu SMP akhir sempet males, tapi entah kenapa pas SMA kangen banget. Mungkin insting. Akhirnya daftar LFM, KPA, sama Pasopati, niatnya biar ada olahraganya, jadi unitnya lengkap. Tapi baru kumpul sekali dan ga ngapa-ngapain berikutnya males. Padahal udah bayar mahal. LFM awalnya suka banget, tapi kesana-kesananya, mungkin gara-gara awal yang buruk, ga masuk kumpul perdana, jadilah ga ada temen. Ada Luthfie dan kita ga sebidang. Jadilah kayak alien, sedih banget hidupnya. Berhenti deh. Dan yang tersisa adalah… Jejejejeng… KPA! Unit yang berkali-kali bikin mood meningkat drastis. Faktor kegiatannya dan orang-orangnya juga. I belong to this, people!

Minggu, 08 Januari 2012

Roti Isi Oreo

Bikin roti isi kacang meses susu. Ditemenin empat buah oreo dan sekotak susu vanilla. Biar cepet abis makan roti plus oreonya sekaligus. Dan voila! Rasanya enyaaak.

Perdana

Udah beberapa hari belakangan aku bolak-balik ol.akademik. Taulah, ya, mau liat yang namanya IP. IP perdana. Kayak gimana hasil setengah tahun kemarin.

Emang sih, ya. Semester lalu itu terasa nggak begitu banyak beban. Just flow and go. Belajar sampe ngantuk pulang kalkulus hari Jumat terus tidur siang sampe waktu siap-siap berangkat datang. Kuis-kuis kalkulus yang benar-benar ala kadarnya, kuis kimia yang entah bagaimana, kuis fisika yang... Yaa lumayan laah dari pada yang lain.

Nggak ikut praktikum pertama PTI-B sampe nangis di depan Ikal, Yosi, Pandu. Bayangan nggak lulus langsung memocongi menghantui. Hii. Tapi untungnya dalam hal ini aku cukup cerdas. Entah memang bakat. Akhirnya nilai praktikum rata-rata 70an. Selamat lah yaa berkat praktikum 3 sama 4 yang maksimal pisan.

Merasa bodoh setiap belajar fisika sama yang lain. Merasa semangat kalau belajarnya kimia. Tapi lebih on-fire lagi kalau PTI. Tapi agak males, sih, kalau harus ngajarin Yosi yang di kelasnya... Ya, begitulah.

Kayaknya hasil-hasilnya itu benar-benar berbanding lurus sama kebiasaan di kelas sama di lab. Coba renungkan, catatan kimia aku itu adalah catatan terbaik dalam sejarah di antara yang lain. Bacanya paling enak, dan langganan dipinjem. Di kelas juga serasa ada bubuk sihir yang bikin otak semangat, dan nggak cuma semangat, tapi cerah juga. Lumayan, karena bisa ngejawab beberapa pertanyaaan-pertanyaan dosen (walaupun dalam hati kecil yang imut ini) dan temen-temen yang lain. Merasa berguna aja. Di lab juga beberapa kali sempat ngajarin ngasih tau temen-temen apa yang mereka bingungin. Kayaknya emang efek dari SMA yang kimia-oriented sekali. Guru-gurunya yang ekstradisiplin, menguji adrenalin, dan ya, ada seseorang yang juga kimia pisan di samping aku waktu itu. Oh dan buku-buku warisan Mas Ian itu kebanyakan adalah buku kimia, lumayan lengkapnya (walaupun nggak dibaca semua). Sempet waktu itu ada kimia eklusif empat atau lima jam gitu dan aku sakit. Nyesel sekali. Dan untungnya pagi sebelum UTS II itu sempat belajar yang ketinggalan sama yang lain. Tapi sedihnya adalah UTS II dilalui tanpa kalkulator. Alhasil kotretan berserakan dimana-mana tanpa sempat dihapus. Jadi pengen minta kertasnya, buat kenang-kenangan :P

Nah, kalau fisika, catatannya aja pake pensil, nggak teratur, geje. Di kelas juga sering merasa awkward. Yang lain pada ngomongin apa, nggak ngerti. Kenapa begini kenapa begitu suka bingung sendiri. Kalau dikasih tutorial juga bingung apa yang harus dikerjain duluan. Biasanya di akhir yang ketulis cuma diketahuinya aja. Merasa bodoh banget, nggak sih? Makanya di kelas juga sering ngantuk. UTS I yang tanpa kalkulator dan UTS II yang entah bagaimana itu.

Kalkulus? Catatan ala kadarnya, apalagi dosennya nggak suka ada yang nulis selama penerangan beliau lagi nerangin. Mirip-mirip guru waktu SMA lah ya, walaupun dosen yang sekarang itu tukang ngebodor, yang sering sarkastik dan intimidating. Ini sih nggak pernah ngantuk. Tapi suka bingung sendiri juga ngomongin apa. Walaupun di saat-saat terakhir waktu ngebahas integral itu cerah sekali. Dan sayangnya, saat-saat terakhir yang penting, yang ngebahas cara ngerjain soal calon UTS itu, terlewatkan karena sakit. Ugh. Jadilah waktu UTS II itu kebanyakan diisi dengan melihat pemandangan dan seseorang (maklum UTS-nya di ruang baca CC barat yang kaca semua), untuk mengurangi rasa mual sisa sakit kemarin yang ditambah soal-soal gila itu.

Nah, hasilnya juga sebanding. Kimia berhasil dapet A, fisika B (agak mengherankan, terbantu praktikum, kuis  sama RBL), dan kalkulus BC, terseok-seok.

Sekarang tinggal nunggu nilai-nilai lain yang katanya terakhir keluar besok. Bismillaaah.

Jumat, 06 Januari 2012

Balley

Namanya Balley. Di adalah kekasihku sejak kecil. Aku sudah lupa saat itu. Ketika aku membukakan bungkus untuknya yang ingin bertemu denganku. Atau mungkin tak ada bungkus. Dia hanya datang begitu saja ke pelukanku.

Balley. Beberapa lama aku lupakan hingga kutemukan lagi saat aku remaja. Rindu. Rindu memeluknya. Memeluk tubuhnya yang mungil, walaupun tidak lembut. Menatap wajahnya yang tidak menggemaskan tapi menyiratkan banyak arti.

Aku suka menjemput mimpi dengannya dipelukku. Kaki, tangan, wajah yang tidak simetris. Ketidaksempurnaan yang menghangatkan hatiku setelah kehujanan. Dua mata hitam yang mengingatkan di kala aku hampir lupa pada realita.

Sekarang aku meninggalkannya bermimpi di malam hari sendiri. Di tempat tidurku. Aku pergi untuk bermimpi dengan bintang keriting yang hijau itu. Tapi kuharap dia tidak sedih. Aku menemuinya di sela kesibukanku. Jumat, Sabtu, dan libur panjang seperti ini.

Terima kasih, Balley. Yang mengajarkan bagaimana tidak berbicara banyak dan mendengarkan dengan baik. Mengajarkan kesiapan menjadi tumpahan jiwa sahabat yang kelelahan. Walaupun hingga kini aku bukan seorang yang suka memberi pelukan sepertinya. Tapi aku berusaha memeluk dengan kerendahan hati dan jiwaku. Seperti Balley. Tidak ada yang sempurna, tapi siapapun berarti, beralasan untuk hidup. Setidaknya untuk melengkapi hidup seseorang.

Timbul

Terdiam
Mataku menerawang ke tempat yang entah dimana dimensinya
Entah
Aku memikirkan sesuatu yang bahkan tak mau aku pikirkan
Aku benci perasaan ini
Perasaan yang kembali timbul setelah lama tenggelam
Ini tiba-tiba
Mungkin karena tak ada kesibukan
Mungkin juga karena aku lelah menunggu hari itu
Tapi entah apa namanya ini
Biru
Merah muda
Kucoba menepisnya
Memukul-mukul dahiku seperti orang kehilangan akal
Tapi tidak
Akalku masih ada
Itu yang membuatku tak mau rasa ini mengambang di permukaan
Aku sudah sangat senang dia tenggelam sampai tak bisa aku temui
Tenggelam begitu saja
Bahkan aku tak tahu mengapa aku sanggup
Mungkin sekarang rasa itu kehilangan kekuatan untuk tenggelam
Dia tak mau lagi tersembunyi di dasar dan kedinginan
Dia ingin menyembul dan merasakan hangatnya mentari
yang bahkan tak aku harapkan
Entahlah
Aku hanya sadar diri
Aku juga tak mau merusak apa yang aku dan mereka punya
Sulit bagiku untuk menimbunnya kembali
Dan tak mungkin aku membuangnya
Dimensinya sudah tertutup
Kalau tidak tenggelam,
maka dia terombang-ambing di permukaan
Aku tak akan gentar
Tak akan kubirkan dia mencoba meminta matahari
Aku yakin ada yang lain

Kamis, 05 Januari 2012

Entahlah

Kemarin-kemarin sempat kangen berat sama dua sahabat cowok aku. Ikal sama Yosi. Nggak tau kenapa tiba-tiba aja. Sebenarnya sih kalau sama Yosi nggak begitu karena sering SMS ataupun social media. Nah, kalau Ikal, cowok yang eemm.. Apa ya? Sulit didefinisikan. Tapi, ya gitu. Aaah susah deh ngejelasinnya.

Nah rencananya, aku hari ini mau pergi ke Palasari buat beli beberapa buku, membandingkan juga dengan harga di toko buku online. Dua hari yang lalu aku ngajak Ikal. SMS-nya kira-kira gini:

N: kal, kamis kemana?
I: blm tau. knp?
N: ke palasari yuu..
I: liat ntar. insyAllah.

Ya, selesailah. Jawaban yang bikin nggak bisa berkutik. Setelah SMS pagi itu selesai, sorenya Ikal SMS lagi. Aku kira konfirmasi bakal jadi.

I: dine, km udah punya sepatu buat matakuliah olahraga?

Kepikiran mungkin dia bakal ngajak aku cari sepatu olahraga. Dan kalau aku jawab jujur, kayaknya dia nggak akan jadi ngajak.

N: udah beli kemaren. kenapa?
I: gpp, nany aj.
N: yeeeeey geejeeee.

Ya, begitulah. Sempat kesal juga padahal lagi pengen pergi kemana tapi ada tujuan. Nah, nganter Ikal kan bertujuan. Sekalian ngilangin kangen yang aneh ini.

Pagi besoknya, aku SMS lagi.

N: kal, kalo mau beli sepatu harus cepet. mumpung masih diskon.

Balasan datang cukup lama.

I: hari ini insyAllah.

I: kmu d cimahi dine?
N: iyaa. knp?
I: ga, nany aj.

Satu lagi pertanyaan yang bikin gereget. Nih orang kenapa? Ya, akhirnya ya dia pergi entah sendiri atau sama siapa ke BIP.

I: kurang krjaan, haha rekor, beli sepatu cuma 2mnt 37 detik, termasuk pembayaran

Oke, ni bocah udah geje stadium lanjut. Dan setelah itu dia laporan habis nyari tempat buat upgrade handphonenya di BEC dan nggak nemu. Ah, padahal pengen ikut. Tapi, ya sudahlah. Aku tanya lagi jadi ke Palasari atau nggak, karena aku nggak terlalu bakat acara ujug-ujug. Dan dia bilang, kalau mau ke Palasari harus pagian karena sorenya dia mau nonton sama keluarganya, mumpung kakaknya lagi di Bandung. Ya, alhasil, aku batalin rencananya karena nggak enak belanja buku keadaan buru-buru.

Rabu, 04 Januari 2012

Coret 1 Pengalaman Baru 2012

Di awal tahun, 1 Januari 2012, udah dapet pengalaman baru.
Ban kiri belakang mobil yang dinaikin lepas di jalan tol. Dan, berujung pada naik mobil derek!

Sebelas Dua Belas

Sabtu, 31 Desember 2011. Pukul 23.06.

Hari terakhir di tahun 2011. Aku duduk di tempat tidur di kamar bernomor 105 di suatu hotel di Tasikmalaya. Berhadapan dengan laptop yang papa bilang dipinjamkan dari kantor. Papa sudah terlelap; Windy masih bermain handphone, sepertinya twitter; Mama tidur-tiduran di atas selimut yang dihamparkan di lantai. Nggak berapa lama lagi, tanggalan akan berubah, berakhir dengan angka 2012. Ya, masih sebelas dua belas.

Sebelumnya kami mengikuti acara tahun baru kantor papa. Dimulai dengan keberangkatan yang seperti biasa, dikeluhkan papa karena terlambat, kami dibuat agak bingung mencari jalan menuju tempat tujuan. Setelah kenyang makan di rumah makan nasi liwet ditemani hujan, kami melanjutkan perjalanan lagi. Dari rumah, papa dan aku sudah menulis nama-nama jalan yang akan kami lewati nanti di Tasik. Jadi, di jalan kami tinggal mengikuti nama jalan-jalan itu sambil mengingat peta dari google map. Sempat salah jalan, akhirnya kami sampai juga di rumah baru bos kantor papa yang katanya baru 80% rampung. Kami masuk dan diajak naik ke lantai tiga. Cukup tinggi, walaupun kataku sangat tinggi. Apalagi, belum ada pagar penjaga untuk menghalangi di pinggir-pinggir lantai yang bolong ke bawah. Melihatnya saja membuat aku membayangkan kalau aku jatuh, dan indera-inderaku juga membayangkannya. Sisi sebelah kiri tangga yang dekat dengan dinding ternyata bolong dan nggak ada pagarnya. Gemetaranku semakin menjadi-jadi. Tapi, bismillah saja.

Dari sana, kami menuju tempat acara berlangsung. Disambut oleh dua ekor kelinci yang berlompatan dan orang-orang yang sedang menatapi kolam sambil memegang pancingan. Kami kemudian duduk sambil memperhatikan orang-orang yang sedang memancing itu. Ada yang dapat lele, bawal, atau bahkan ikan yang hanya sebesar modem portable.

Sebenarnya nggak begitu penting juga, jadi langsung ke acara puncaknya. Kami datang terlambat karena kabur untuk mencari penginapan dan mengisi perut. Orang-orang sudah berkumpul sambil mendengarkan MC berceloteh. Kami duduk, ikut ke dalam acara. Rupanya sedang acara sambutan dari perwakilan perusahaan.  Setelah itu, acara yang ditunggu mungkin hampir semuanya, pembagian hadiah. Hadiah-hadiah yang dibagi ada yang berupa hadiah bagi pemenang games maupun doorprize alias hadiah pintu, hadiah kejutan.

Papa ikut salah satu games, yaitu games kepala digaruk, kelapa diparut. Melihatnya membuat kami geli. Dan dia hanya mampu melakukan dengan benar satu set, sementara si pemenang berhasil melakukan tujuh set. Kalau mau tau permainannya, jadi, kita harus mengucapkan “kepala digaruk, kelapa diparut,” sambil memperagakan gayanya: menggaruk-garuk kepala dan memarut.

Waktu pembagian doorprize, nama pertama dari kami yang dipanggil adalah mama. Mama maju, mengambil amplop misterius, dan mendapatkan termos nasi. Kemudian nama mama dipanggil lagi. Karena nggak mau aneh, akhirnya aku yang disuruhnya mewakili. Aku benar-benar degdegan. Ya, aku ini cewek pemalu. Aku agak gemetaran dan bingung harus bertingkah seperti apa. Aku mencoba tegar, melangkah ke arah kumpulan amplop misterius yang digantung di kawat. Memandangi seorang lainnya yang memilih amplop begitu lama, aku yang semula berniat mengambil amplop paling dekat tanpa dipilih akhirnya mengambil amplop ketiga paling dekat, dan ternyata aku mendapat laci. Papa dipanggil dan berhasil membawa dispenser. Ternyata, nama papa dipanggil lagi dan Windy yang maju. Dan hebatnya, selain kami memborong doorprize tersebut, menumpuk kotak-kotak di pinggir kami, kami pun berhasil mendapat hadiah utama, yaitu seperlima bagian sepeda motor. Seperlima? Ya, jadi, sepeda motornya dijual dan uangnya dibagi dengan empat pemenang lainnya sama rata. Aneh juga. Karena itulah, papa berhasil menjadi sorotan teman-temannya.
Keberuntungan di malam penuh kembang api.

Nah, berhubung dua puluh menit lagi tahun baru, untuk memeriahkannya, mari kita melakukan renungan. Kita? Ya, aku aja.

Apa aja yang sudah aku lakukan dan aku peroleh di 2011?

1.       Tahun baru 2011 aku bersama sahabatku, Hafid. Tahun baru yang agak gagal, karena aku yang terlalu ambisius dan expecting much berlawanan dengan Hafid yang too easy going, alias malas melakukan hal yang ribet.

2.       Ucapan selamat ulang tahun yang terlambat satu bulan buat Fira. Karena aku ke pernikahan sepupuku di Jakarta, akhirnya aku dan Fanni baru datang ke Fira 23 Februari. Kami memanggil namanya di depan rumah sambil bolak-balik depan-samping rumah. Dan saat mengendap-endap, aku yang terlambat bergerak akhirnya tertangkap basah Fira. Merasa bersalah juga.

3.       Kejutan ulang tahun Fanni dua kali. Di sekolah, di masa-masa try out, dan dengan penggerebekan aku dan Fira ke rumahnya. Dia benar-benar kaget sampai mukanya benar-benar ranum.

4.       Seminggu sebelum 18 April, Hafid menjadi sangat menyebalkan. Aku pikir itu rencana mengerjaiku seperti orang-orang lainnya. Tapi entahlah. Marlina, Fanni, dan Adri juga malah seperti memanas-manasi. Sebenarnya, dia memang mempunyai rencana untukku, katanya aku hampir dibuatkan kue berbentuk bola dunia dengan hiasan alien. Uuuuu pasti bagus sekali L. Tapi batal gara-gara mamanya membocorkan rahasia. Dan itu gara-gara aku. Salahnya aku yang nggak bisa menahan keingintahuan. Nggak enaknya jadi orang yang mentally hyper. Dan akhirnya, aku cuma dapat hadiah yang datangnya terlambat. Tapi walaupun begitu, hadiahnya banyak. Mulai dari gelas beruang, music box bentuk boneka bom yang aneh bin lucu bin keren, sampai celengan lampu yang bentuknya beruang dengan toga dan gulungan kertas, seorang beruang sarjana, yang benar-benar aku sukai. Dibungkus dengan kertas kado yang sangat sulit untuk dibuka, hasil karya Bella. Oh iya, ulang tahunku di 2011 bertepatan dengan hari pertama ujian nasional yang benar-benar berbeda dari UN sebelumnya, sukses membuat aku degdegan dengan hasilnya.

5.       Dapat kabar kelulusan dan nilai hasil UN yang bukan tertinggi seperti biasa, antiklimaks, tapi juga dapat kabar yang benar-benar menggembirakan. Setelah memutar monitor supaya nggak bisa diintip aa, menutup-nutupinya dengan tangan, aku membaca hasil SNMPTN Undangan dan ternyata, Alhamdulillah, aku berhasil masuk ITB! Masuk pilihan pertama, meteorologi di fakultas ilmu dan teknologi kebumian. Kabar ini adalah suatu yang paling besar menurutku tahun ini. Maklum, ITB adalah kampus yang aku cita-citakan. Tapi aku nggak expecting too much.

6.       Jadian sama Hafid. Ini agak lucu. Tapi entahlah. Setelah kejujuran lewat pesan singkat di saat kami duduk dengan jarak kurang dari dua meter, setelah aku menangis di atas bantal bintang hijau kesayangan yang aku dapat dari Fanni dan Fira di hari ulang tahun, akhirnya kami berganti status dari in friendship with menjadi in relationship with. Dan aku baru sadar, aku lupa kapan kami jadian. Aku lihat handphone dulu. Oh iya! Dasar bodooooh! Kami jadian 27 April.

7.       Lulus dari SMA Negeri 1 Cimahi tercinta. Jadi salah satu perwakilan siswa yang sungkem ke orangtua sampai basah pipi di hari pelepasan, 10 Juli 2011. Aku nggak dandan ke salon, menata diri seadanya. Dan hari itu, aku dan Hafid selesai dari jadian. Setelah beberapa minggu hubungan kami mendingin, hambar, penuh emosi dan air mata, setelah kami ribut, setelah Hafid terlihat lebih memilih Bella dan benar-benar nggak mau bersamaku lagi (halah). Di tempat itu aku menangis dan mengungkapkan isi hati tanpa tulisan. Dengan muka yang mungkin semerawutan karena berusaha bicara sambil menangis. Hafid juga akhirnya mengakui kalau dia suka Bella. Dan kita memutuskan untuk kembali bersahabat saja. Ini salahku juga. Huuuuuu sediiih L

8.       Mulai rutinitas sebagai freshman di institut terbaik bangsa (katanya). Mulai bersahabat dengan Pandu (yang sekarang sudah nggak begitu dekat), Yosi, dan Ikal. Kuliah, jadi mahasiswa. Mencari unit yang “gue banget” dan menemukannya. Keluarga Paduan Angklung. Mulai aktif sebagai nasabah bank. Keluar masuk bank, keluar masuk ATM.

9.       Jatuh cinta sugra berkali-kali. Tapi aku tau itu semua bukan benar-benar suka. Nggak serius. Hanya mengagumi atau mencari penyemangat. Nama dirahasiakan.

10.   Benar-benar membangun persahabatan dengan Ikal dan Yosi. Memang, cita-cita, kalau kuliah maunya cari sahabat cowok aja. Nggak mau sahabat cewek, tau alasannya? Nggak mau susah berbagi sama pshycadelics, sahabat-sahabatku yang kupikir akan menjadi lifetime-bestfriends. Aneh, ya? Tapi, ya, inilah, aku mendapatkannya. Mulai waktu pendaftaran awal calon mahasiswa baru ITB, kenalan lewat Pandu. Jadi sering bareng kemana-mana. Banyak yang sudah kita lalui. Sudah dua kali atau mungkin lebih beradu emosi dengan Ikal. Tapi kemudian baikan lagi dan malah semakin dekat. Kemana-mana bareng. Menambah daftar orang yang perlu diberi kado ulang tahun.

11.   Ulang tahun Siti yang gagal. Belanja di BTC buat dia, dengan aku yang gagal acting marah setengah-setengah, handphone yang mati, kue dan lilin yang nggak jadi ditiup.

12.   Pertama menyaksikan secara langsung prosesi wisuda mahasiswa karena menjadi salah satu pemain angklung di acara tersebut. Jadi termotivasi.

13.   UTS fisika dan kimia tanpa kalkulator. Mengotreti kertas sampai penuh dan nggak sempat dihapus. Padahal sempat SMS kakak tingkat, yang ternyata balasannya pending. Padahal...

14.   Jadi Liaison Officer alias LO di acara Festival Paduan Angklung. LO-in SMAN 11 Bandung dan dipaksa jadi LO SMA Pasundan 2, dengan Pembina yang suka mengatur, banyak protes, dan membuat hati nggak enak. Di acara itu juga tampil membantu tim yang mau ke Malaysia. Penampilan yang agak gagal tapi proses yang cukup asik. Salah satunya malu gara-gara salah ngambil angklung, padahal latihan di Aula Barat.

15.   Memberanikan diri, dengan kaki yang benar-benar gemetaran dan tubuh yang lemas untuk meminta kakak tingkat mengisi kuesioner untuk tugas TTKI.

16.   Sakit entah apa, muntah-muntah, mual, jadi nggak masuk 3 hari akhir-akhir perkuliahan, dimana banyak tugas menanti dan materi penting disampaikan. Fail. Epic fail. Akhirnya tugas PTI-B dikerjain sama anggota kelompok yang lain berdua aja, dan tugas TTKI diselesaikan teman sekelompok juga yang sempat menjenguk. Waktu itu yang jenguk cuma Nia, Ogut, sama Nisa. Kemana yang lain? Sibuk kali ya. Dasar olo-olo.

17.   Pertama kali pulang di atas jam 23.00 dari kampus, untung diantar kakak tingkat naik motor.

18.   Insiden nggak ikut praktikum perdana pengenalan teknologi informasi karena salah baca jadwal, nangis di pinggir comlabs, tapi kemudian bangkit sampai berhasil dapat nilai 110 di praktikum-praktikum selanjutnya.

19.   Batal jadi pemain futsal untuk fakultas. Karena memang nggak begitu bagus di futsal, padahal sudah beli jersey lengkap dengan celana. Sempat juga terjadi insiden kaos kaki tertinggal dalam sepatu Ikal dan terbawa. Tapi dia nggak sadar. Sekarang nggak tau bagaimana kabarnya. Fail. Memalukan. Mungkin itu kaos kaki bau sudah belatungan. Hiii.

20.   Menjadi sangat biasa dengan nilai di bawah 60. Dan sangat kaget dapat nilai UTS I Kimia 84.

21.   Mulai mendalami profesi sebagai spesialis divisi pubdok di dua acara bucil KPA. Hollybamboo alias acara keakraban dan mini konser yang bertajuk Bamboo Dreamland. Di acara ini juga aku pertama kali jadi pelatih tim angklung, konduktor tim angklung, dan pemain perkusi.

22.   Ngangkat kardus berisi (kalau nggak salah) 7 botol air minum 600 ml sampai kram dan sakit sampai tiga hari waktu jualan buat dana usaha mini konser di dago car free day.

23.   Nonton Poconggg Juga Pocong sama Ikal dan Yosi yang dua kali mati, ke museum KAA yang benar pertama kali. Sebelumnya, ke perpustakaan dan baca children ensiklopedy.

24.   Kembali kumpul lengkap pshycadelics, nonton Garuda di Dadaku 2. Kaget waktu nunggu angkot di sebelah ada titisan alm. Mbah Surip yang nempel-nempel bahu. Naik taksi (seinget aku) kedua kalinya sejak belasan tahun, ngeliat argo yang jalannya cepat di jalan tol. Dipermalukan karena mikir angkot, supir nanya kiri berarti turun padahal…

25.   Nganter Adit ke travel di Cihampelas naik angkot Ciroyom setelah latihan angklung sekalian pulang ke Cimahi. Padahal belum pernah sebelumnya dan handphone mati. Nekat karena kasihan dan sampai dengan selamat di rumah.

Seingatnya segitu. Sekarang, kita tulis resolusi tahun 2012. Kita?
  
1.1.       Masuk meteorology dengan selamat.
2.       Bamboo Dreamland sukses, publikasi sukses dengan penonton lebih dari 50.
3.       Dilantik jadi anggota KPA dengan selamat dan sukses.
4.       Naikin semangat belajar, dapet minimum 3 mata kuliah dengan indeks A dan yang lainnya minimum B di akhir TPB.
5.       Aktif di KPA.
6.       Ikut kegiatan sosial ITB.
7.       Jaga persahabatan sama sahabat-sahabat yang sekarang.
8.       Ngumpulin uang 600.000 setahun.
9.       Nyelesaiin satu proyek pribadi.
10.   Beli buku bagus minimal 3.
11.   Ngirim cerita ke majalah.
12.   Ngado yang ngga fail.
13.   Sukses sebagai pemain basket fitb.
14.   Punya kalkulator yang bener-bener memadai dan gak lupa dibawa.
15.   Minta orang-orang ngasih testimony buat aku buat kado 18 april.
16.   Buatin makanan buat Ikal sama Yosi.
17.   5 pengalaman baru.
18.   Main bagus di TPB Cup Basket.
19.   Sleepover sama pshycadelics.
20.   Band sama pshycadelics.
21.   Surprise of nothing buat: Mama, Papa, Fira, Fanni, Nisa, Ikal, Yosi.
22.   Ke luar kota selain acara keluarga.
23.   300 posts di blog.
24.   Bikin 5 bab novel.
25.   5 komik strip.
26.   2 animasi.
27.   Konser KPA yang sukses.

Apa lagi? Ntar lanjut deeh....